#6 | Across The Ocean - Ria Destriana

Across The Ocean
Penulis: Ria Destriana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 168 halaman
Cetakan: 18 Mei 2015
ISBN: 9786020315126
“Kamu tahu bagaimana caranya mengobati hati yang luka?”

“Bagaimana?”

“Dengan tidak melaluinya sendirian.”

Di seberang laut di Pulau Karimunjawa, dua hati yang terluka bertemu. Saat melihat Anindita, Bayu seperti melihat dirinya sendiri. Perlahan mereka menjadi dekat dan kedekatan itu membuat luka di hati masing-masing mengering dan digantikan sebuah perasaan yang tak asing.

“Karena setiap orang berhak bahagia, termasuk kamu.”

Anindita belum siap. Bayu bersedia menunggu.

Tetapi, bagaimana kalau saat Anindita kembali ternyata Bayu tidak ada di sana?
"Kamu pernah merasakan tidak, Anin? Waktu tiba-tiba jantung kamu berdetak lebih kencang, perut kamu mual seperti banyak kupu-kupu beterbangan di sana tanpa alasan yang jelas, dan beberapa saat kemudian, orang yang kamu sayangi muncul di depan matamu?"

Kebetulan sekali beberapa bulan yang lalu, wacana untuk liburan kelas ke Karimun Jawa tercetus namun gagal terlaksana. Membaca buku ini membuat keinginan saya untuk liburan ke sana sedikit bertambah. Ya, walaupun sebenarnya saya sedikit fobia dengan laut, apalagi harus menyeberanginya. Tapi sebuah kebanggaan bukan, kalau kita bisa mengatasi ketakutan kita sendiri?

Menemukan clue pertama dari novel yang kavernya kece ini? Tepat! Latar tempat utama novel ini adalah Karimun Jawa, sebuah pulau nan cantik di sebelah utara pulau Jawa.

Karimun Jawa, selain tempat masa kecil Bayu, karakter utama di novel ini, juga merupakan tempat pelariannya dari rasa susah setelah hubungan asmaranya bersama Siska berakhir. Kisah cinta Bayu dan Siska awalnya saya kira akan menjadi main conflict dalam novel ini. Saya kira kisah cinta merekalah yang akan diangkat ke dalam novel ini, which is konfliknya cukup geregetan, yaitu tentang cinta beda agama. Tapi ternyata kejadian-kejadian setelah hubungan mereka putuslah yang diangkat, termasuk ketika Bayu bertemu dengan Anin dan bagaimana dua orang yang terluka itu memutuskan untuk saling jatuh cinta.

Bagaimanapun, setiap luka pasti meninggalkan bekas, kan? Tapi bekas luka itu nggak menyakitiku lagi. Jadi anggap saja luka itu sudah mengering dan bisa dinyatakan sembuh.


Anin adalah seorang wisatawan yang memutuskan untuk berlibur ke Karimun Jawa untuk melarikan diri dari kenyataan pahit di Jakarta. Pertemuannya dengan Bayu untuk yang pertama kalinya cukup unik, yaitu ketika Anin memutuskan untuk bunuh diri dan Bayu menyelamatkannya. Selanjutnya, hubungan mereka pada awalnya hanya sebatas sebagai pemilik penginapan dan penyewa kamar. Tetapi lambat laun, Bayu mulai merasakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang ia juga perah rasakan kepada mantannya, Siska.

Tapi apakah keduanya sudah siap untuk kembali menjalin hubungan setelah terluka dengan kisah cinta masing-masing?

Anin menjadi karakter yang loveable banget bagi saya, rapuh-rapuh minta dipeluk gitu. #apasih. Tetapi kepulangannya kembali ke Jakarta mengubah sifat itu. Anin menjadi tampak 'lebih tegar', entah kenapa dan saya merasa kehilangan. Hal yang membingungkan dalam alur kisah cinta dan luka Anin adalah kronologis pertemuan-pertunangan-kehilangan calon suami Anin. Sedikit membingungkan.

Bagian selanjutnya yang paling saya suka adalah ketika Anin kembali di Karimun Jawa dan ikut plesir bersama turis-turis asing. Percakapan perempuan itu bersama para turis mengenai hubungan percintaannya, khususnya. Sampai pada percakapan yang memunculkan quote cetar ini

Setiap orang berhak bahagia, termasuk kamu.

Hal yang disayangkan dari novel ini adalah ketebalannya yang kurang dari dua ratus halaman. Sebetulnya, saya masih berharap banyak hal lagi yang bisa saya dapatkan tentang hubungan Anin dan Bayu dan kondisi geografis Karimun Jawa lebih jauh. Sepertinya akan menarik.

Tapi terlepas dari jumlah halamannya yang cukup tipis, untuk kamu yang baru saja terluka karena kisah cinta, kamu bisa belajar bagaimana cara menyembuhkannya di dalam novel ini.

Post a Comment