Bicara | Makna Sinatria


Selain membaca, saya selalu tertarik dengan proses panjang di balik penulisan buku yang saya baca. Bulan ini, saya diberikan kesempatan oleh Penerbit Haru untuk membaca Then She Smiles [ Baca ulasannya di sini ] sekaligus mengetahui proses penulisannya bersama sang penulis, Makna Sinatria.

Ada banyak pertanyaan yang muncul di dalam kepala saya perihal novel yang ditulis oleh Perempuan kelahiran Klaten yang kini tinggal di Negeri Paman Trump ini. Eh, Negeri Paman Syam, maksudnya Lol. Sayangnya setiap Host Blogtour hanya diberikan jatah tiga pertanyaan. Tapi dengan begitu, saya juga bisa membaca dua belas pertanyaan teman-teman Host lainnya yang barangkali memiliki perbedaan paham dan sudut pandang mengenai novel ini.

Okay, sebelum langsung masuk ke dalam sesi tanya jawab. Saya kira kalian juga perlu tahu siapa sih Makna Sinatria, kenapa namanya mirip dengan artis Darius Sinatria. Jangan-jangan mereka.... ganti akun jadi blog Lambe Turah

Makna Sinatria lahir di Klaten, 24 Januari 1990, gologan darah A, anak kedua dari empat Makna Besaudara. Menikmati menulis, membaca buku, menyelesaikan terjemahan, atau sekadar menghabiskan waktu di kedai kopi dengan secangkir kopi hangat saat hujan.

Selain menulis, juga bekerja sebagai penerjemah lepas dan editor bahasa Inggris. Saat ini sedang berusaha untuk menulis kisah lain di sela kesibukannya menempuh studi Master di SUNY Albany, New York.

Jika ingin mengenal Makna lebih lanjut, kalian bisa intip kehidupan pribadi Makna Sinatria di akun-akun media sosialnya di  Twitter/Instagram: MaknaKookie dan Facebook: Makna Sinatria.


Halo, Makna Sinatria! Amerika sedang musim apa, nih, sekarang? Terakhir kali tahu kabar soal Amerika, salah satu teman menulis saya mudik ke Indonesia karena menemukan sebuah masalah di sana. Semoga kamu baik-baik saja di sana. Oke, ini dia pertanyaan untuk #AskAuthor atau #Bicara. Mari.

1.    INFLUENCE. Apa atau siapa yang memberikan pengaruh paling besar dalam Then She Smiles? Entah itu dari sisi intrinsik novel (semacam tema yang diangkat, gaya penulisan, dll) ataupun dari proses penulisannya.

MAKNA. Hmm… kalau secara general, banyak penulis yang bias jadi inspirasi…tapi kalau untuk penulisan Then She Smiles sendiri, penulis yang paling banyak berpengaruh: Amber Smith “The Way I Used to Be” (rekomendasi dari kak Andry), dan aku kadang kontak dibuat nanya-nanya

2.    WRITING HACK. Apa kendala terberat dalam penulisan Then She Smiles dan bagaimana cara kamu melewatinya?

MAKNA. Mengeksploitasi perasaan depressed-nya Alena dan gimana menyampaikannya ke pembaca. Aku banyak baca buku (yang disarankan kak Andry) dan berusahan ngerasain perasaan itu sendiri, terus dituangkan ke tulisan. Kalau Alena ungkapin perasaannya sambil nangis, biasanya aku nulis sambil nangis juga. Pokoknya harus bisa ngerasain perasannya tiap karakter biar bisa menyampaikannya dengan baik ke pembaca. Tapi cara ini bikin capek di perasaan.

 3.    BEST AND WORST. Apa bagian terbaik dan terburuk dari Then She Smiles? Bagian ini bisa merujuk pada apa pun yang muncul ketika mendengar kata terbaik dan terburuk soal Then She Smile dan proses penulisannya di dalam benak kamu.

MAKNA. Bagian terburuk waktu penulisan adalah deg-degan tiap dapat email dari editor Haru (hahahahaha) dan revisi dengan deadline. Tapi setiap perjuangan itu worth it ^^. Yang terbaik… ngebayangin orang-orang yang bakalan bisa kenalan sama karakter-karakter dalam novel ini dan kalian yang dapat ‘sesuatu’ dari membaca novel ini.


==============



Wah, menarik sekali ya ternyata proses di balik penulisan novel Then She Smiles. Anyway, terima kasih sekali lagi kepada Makna Sinatria dan Penerbit Haru yang sudah mengizinkan saya untuk mengetahui proses tersebut.

Kadang, dengan mengetahui betapa beratnya proses penulisan di balik sebuah novel, kita akan terbiasa untuk menghargai novel tidak hanya sebagai sebuah bacaan melainkan juga sebuah hasil jerih payah. Saya jadi ingat, salah satu teman menulis saya pernah berkata, selain membeli novel secara legal dan mengapresiasinya dengan membaca, salah satu hal yang selalu luput kita lakukan pada sebuah novel adalah berterima kasih kepada penulisnya karena telah mau berjuang untuk melahirkan karya, terutama jika novel tersebut memerikan sesuatu kepada pembacanya.

Jadi, anyway, saya ingin berterima kasih kepada Makna Sinatria karena telah menulis Then She Smile karena somehow, novel ini juga membuat saya tersenyum. Terima kasih!

Hey, perjalanan Blogtour & Plus-Plus Then She Smile tidak berhenti di postingan ini, lho. Ada satu notes unyu dari Penerbit Haru untuk kamu yang beruntung. Silakan klik Artikel Giveaway dan ikuti peraturannya.

Kamu, jangan lupa tersenyum! ^^


Post a Comment