Ulasan Buku | Menungu Alena Tersenyum dalam Then She Smiles


Then She Smile
Penulis: Makna Sinatria
Penerbit: Penerbit Haru
Tebal: 244 hlm; 19 cm
Cetakan: Januari 2017
ISBN: 978-602-6383-10-5


"Lo nggak perlu memaksakan senyum di depan gue."

Alena tak pernah menyangka kata-kata tersebut akan keluar dari mulut Hexa, tetangga barunya.
Lembaran foto mempertemukan mereka.
Jepretan shutter sedikit demi sedikit mengikis tembok
yang Alena bangun sejak lama.
Lambat laun, kesendirian Alena pun terisi
oleh momen-momen baru bersama Hexa.
Alena terbuai, higga kedekatan mereka
membuat Hexa menyadari sebuah rahasia
yang Alena sembunyikan di balik senyumnya.

Ketika sisi gelap paling rapuh Alena terkuak, siapkah Hexa
untuk tetap berada di samping Alena?


Selagi membaca Then She Smiles untuk keperluan Blogtour & Plus-Plus yang diadakan oleh Penerbit Haru, saya juga sedang kembali membaca The Giver karangan Lois Lowry untuk keperluan sebuah proyek lain. Kami—saya dan seorang teman menulis—mendiskusikan novel The Giver tadi malam sampai hampir pukul setengah dua pagi.

Banyak hal yang menjadi fokus pembicaraan kami, mulai dari kenapa terpikir untuk membaca novel ini dan mendapatkan bukunya dari mana sampai pada hal-hal yang lebih mendalam semacam latar belakang penulisnya dan apa alasan utama para tetua komunitas memberlakukan sistem yang sedemikian ketak nan tidak masuk akal. Sekilas, kehidupan mereka memang tampak utopia, ujar teman saya, tapi ternyata kehidupan harmonis tersebut adalah sebuah dystopia. Paradoks.



Menciptakan lingkungan yang nyaman namun dengan jalan membatasi identitas manusia sebagai manusia. Kehidupan mereka hampir tanpa konflik dan hidup di bawah payung keteraturan, tapi ternyata ada harga yang harus dibeli untuk mendapatkan hal tersebut; hidup seorang The Giver. Dia harus mau bersahabat dengan luka sendirian hanya untuk membuat lingkungan komunitas tampak baik-baik saja.

Kenapa saya memulai ulasan ini dengan novel The Giver?

Saya sekilas teringat Alena ketika berdiskusi soal The Giver dengan teman saya tadi malam dan menemukan kesamaan itu ketika kembali mengingat bagaimana alur kehidupan Alena yang disajikan oleh Makna Sinatria dalam Then She Smile. Ya, meski dalam persentase yang berbeda tapi setidaknya dua hal itu mengusung konsep yang hampir serupa.

Benang merah novel Then She Smile adalah tentang Alena yang perlu memaksa dirinya untuk bersahabat dengan luka-luka yang diberikan oleh Ayah tirinya demi keharmonisan hidup keluarga mereka. Sekilas, kehidupan mereka di mata sang Mama dan Altair—kakaknya—tampak baik-baik saja sampai mereka mendapati sendiri bukti bahwa pandangan mereka salah seratus persen dari kenyataan yang ada.

See? I found something similiar.

Beruntungnya kehidupan Alena diintervensi oleh kedatangan tetangga baru bernama Hexa—seorang pemuda berdarah campuran Indonesia dan Prancis yang bekerja sebagai seorang fotografer profesional. Bersama sang sepupu bernama Riou, mereka mulai menarik Alena dari belenggu yang selama lima tahun ini membuatnya harus bersabar dengan nestapa tanpa tahu harus berbuat apa untuk melenyapkannya selain bertahan. Bertahan sampai dia tidak mampu lagi bertahan.

Hexa yang sejak awal pertemuan mereka merasa sudah tertarik kepada Alena, menemukan bahwa pengalaman buruk yang perempuan itu alami tidak seharusnya terulang kembali setiap hari. Kepedulian itu muncul bukan saja karena dia merasa ‘dekat’ dengan Alena tapi juga didorong oleh kenyataan buruk soal Mamanya yang menderita Major Depression Disorder. Hexa tidak ingin keterlambatannya dalam memahami kondisi sang Mama terjadi untuk kali kedua pada Alena, yang dipujinya sebagai gadis yang cantik dan punya senyum yang menarik.

Major Depression Disorder dalam situs ini didefinisikan sebagai depressed mood most of the day, sometimes particularly in the morning, and a loss of interest in normal activities and relationships -- symptoms that are present every day for at least 2 weeks. Dalam beberapa kasus, disorder ini juga meliputi rasa kelelahan sepanjang waktu, merasa tidak berharga, insomnia atau hipersomnia, sampai pada tahap mendorong penderitanya untuk melakukan bunuh diri. Dan, saya baru tahu kalau depresi semacam ini bisa ditularkan terutama pada seseorang yang memiliki kedekatan secara emosional.

Hexa’s mother did it. How about Alena?

Saya merasa apa yang dialami oleh Alena tidak sampai membuatnya menderita Major Depression Disorder sekali pun ada beberapa kondisi yang menjurus pada hal tersebut. Tentu harus ada penelitian dari seorang ahli untuk memutuskannya mengingat disorder ini dibangun oleh beberapa kondisi psikologis yang lumayan beragam.

Tapi pada dasarnya saya merasa obat paling ampuh untuk keluar dari pengalaman buruk semacam stress atau depresi adalah mencoba untuk terbuka kepada orang-orang terdekat dan menceritakan masalah yang sedang dihadapi. Jangan biarkan terlalu lama memendam masalah sebab kelak akan menjadi pisau bermata dua.

Kepedulian Hexa dan desakannya kepada Alena untuk menceritakan permasalahannya kepada Mama dan Altair adalah solusi yang tepat. Sebab yang dibutuhkan Alena untuk keluar dari masalah tersebut adalah uluran tangan dan pemahaman dari orang-orang yang memang bersinggungan secara langsung dengan si sumber masalah. Lagi pula, Hexa yang sudah mengetahui permasalahan Alena lebih awal, tidak memiliki otoritas lebih tinggi terhadap hidup Alena selain keluarganya sendiri. Hexa tidak memiliki daya lebih untuk melakukan hal tersebut, selain daya untuk mencintai Alena.
 
Selain kepeduliannya yang tinggi terhadap Alena, rasa cinta Hexa terhadap perempuan itu bisa diamati dari setiap kali dia mengajak dan mengiakan ajakan Alena untuk pergi sekadar mencari bahan untuk difoto dengan kamera instannya. Banyak tempat yang telah mereka kunjungi bersama dan cukup familiar bagi saya karena tempat-tempat tersebut berada di kota Bandung, yang mana adalah latar tempat utama Then She Smile dan tempat di mana saya tinggal sekarang ini.

Ada Jalan Braga yang terkenal dengan bangunan-bangunan berarsitektur Belandanya, tempat yang tepat untuk dijadikan tempat nongkrong bersama teman atau kekasih. Lainnya ada Dago, Lembang dan Bukit Moko. Seperti yang dideskripsikan di dalam novelnya, tempat-tempat tersebut memang memiliki nilai yang lebih jika dibandingkan dengan tempat-tempat lain di Bandung.

Khusus Bukit Moko, pengalaman Hexa dan Alena menyaksikan matahari terbenam mengingatkan saya pada memori satu dua tahun yang lalu ketika melakukan hal serupa. Tempat ini sangat direkomendasikan sekali untuk dikunjungi jika kalian berlibur ke Bandung.

Elah, malah promosi.

Saya jadi penasaran dengan hasil jepretan Hexa dan Alena di tempat-tempat tersebut. Eh, omong-omong soal jepretan, saya kagum dengan sisipan informasi mengenai fotografi yang terdapat di dalam novel ini. Rasanya membaur dengan narasi dan karakter sehingga tidak terkesan seperti teks nonfiksi yang secara serampangan diselipkan.

Ketika suatu hari nanti kamu membaca novel ini, saya yakin kamu pasti akan berpikir apakah Makna Sinatria juga memiliki hobi yang sama dengan kedua karakter utama Then She Smile—yakni tidak bisa lepas dari kamera. Kalau tidak salah, salah satu host Blogtour pernah menanyakan ini artikel Ask Author, silakan diikuti jika penasaran.

Honorable mention di postingan ini saya tujukan untuk Riou yang dengan kepolosan dan kekonyolannya turut memberikan andil untuk kejelasan hubungan antara Hexa dan Alena. Lainnya untuk Altair yang sudah menjadi kakak tiri yang pengertian untuk Alena, saya salut dengan keputusan yang dia ambil di tiga bab akhir Then She Smile.

Well, saya merasa cukup pas membaca novel ini. Banyak hal yang membuat saya merasakan hal seperti itu. Jika kamu penasaran, saya rekomendasikan kamu untuk membacanya dan menemukan bagian-bagian mana dari novel ini yang akan membuatmu puas. Tapi jika kamu suka novel berlatar kota Bandung dan berbagai isu soal fotografi, kamu sepertinya wajib memasukkan Then She Smile ke dalam daftar bacaan kamu.

Terakhir, saya mau mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Haru dan Makna Sinatria yang telah mengikutsertakan saya dalam proyek Blogtour & Plus-Plus Then She Smile. Ini adalah blogtour pertama saya selama menjadi book blogger dan senang sekali bisa melewatkannya bersama kalian

Eits, keseruan Blogtour & Plus-Plus Then She Smile tidak berhenti di artikel ulasan ini. Ada Ask Author, lho, yaitu bincang-bincang singkat bersama Makna Sinatria di rubrik Bicara dan tentu saja Giveaway! Ada satu notes unyu Then She Smile untuk kamu yang beruntung.

Klik next post coba!


Selamat berakhir pekan!


Post a Comment